Thursday, June 7, 2007

Korban Gempa: Banyak Anak Yatim Piatu Belum Tersantuni

BANTUL, KOMPAS - Pemulihan sektor sosial pascabencana gempa ternyata masih kurang menyentuh anak yatim piatu. Hingga kini, banyak dari mereka yang kesulitan melanjutkan sekolah atau memenuhi kebutuhan hidup karena keterbatasan biaya.
Demikian seperti diungkapkan Pimpinan Lembaga Amil Zakat Portal Infaq Cabang Yogyakarta Junni AD Utomo, Minggu (3/6), di Bantul. Diduga, jumlah anak yatim, piatu, atau keduanya akibat gempa di Bantul mencapai ratusan orang.
"Menurut data yang berhasil kami catat, jumlahnya sudah sekitar 400 orang. Itu baru data dari beberapa kecamatan di Bantul, belum seluruhnya," ujar Junni usai membuka acara Puncak Refleksi Satu Tahun Gempa di Bantul.
Kebanyakan, anak-anak yang telah kehilangan orangtuanya akibat meninggal karena gempa itu tinggal bersama dengan sanak keluarga yang tersisa. Namun, menurut Junni, kondisi kehidupan mereka tidaklah cukup baik karena sering kali anak jadi telantar dan kurang mendapat perhatian.
Beberapa anak yatim piatu yang menghadiri acara refleksi tersebut mengakui adanya kesenjangan dalam hubungan mereka dengan keluarga asuh, meskipun itu saudara sendiri. Ini kemudian berimbas pada keterbatasan mereka untuk mendapat akses pendidikan dan kecukupan pemenuhan hidup.
Senang di panti asuhan
Oleh karenanya, banyak dari mereka yang menyatakan lebih senang berada di panti asuhan. Dengan berada di panti, mereka merasa diterima secara lebih utuh di antara sesama rekan yang senasib dan sepenanggungan.
Hal ini seperti dinyatakan Bupati Bantul Idham Samawi dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Bedjo Utomo, memang menjadi masalah yang sulit dipecahkan. Di satu sisi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui Bagian Sosial telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pendataan anak-anak yatim piatu ini. Namun, keterbatasan dana pemerintah menjadi kendala tersendiri bagi tindak lanjut data tersebut.
"Untuk itulah, diperlukan kepedulian dari semua pihak agar anak-anak yatim piatu ini bisa melanjutkan kehidupan mereka," kata Idham. Menurut Kepala Bagian Sosial Bantul Mahmudi, selain mengusahakan santunan dari para pendonor, Pemerintah Kabupaten Bantul juga sudah mengeluarkan kebijakan yang bisa meringankan beban anak yatim piatu, terutama dalam bidang pendidikan. Mulai tahun ajaran baru 2007/2008 nanti, seluruh siswa SD di Bantul dibebaskan dari biaya atau pungutan sekolah. (AB2)

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0706/04/jogja/1038054.htm

Thursday, May 31, 2007

INSDEV: RESOURCE PEMBANGUNAN SOSIAL


Institute for Social Development (INSDEV) adalah organisasi sumberdaya nirlaba dan independen yang memiliki fokus pada pembangunan sosial dengan tema utama di bidang: (1) filantropi, (2) penguatan kelembagaan, dan (3) pelayanan sosial yang mencakup: (a) pelayanan pendidikan, (b) pelayanan kesehatan, (c) pemberdayaan ekonomi dan (d) pemberdayaan kelompok rentan/marjinal.

Nilai-nilai yang diangkat oleh lembaga ini adalah kemandirian, solidaritas dan keadilan sosial dengan bentuk kegiatan dan pelayanan berupa pengembangan wacana, penelitian, pelatihan, dan advokasi dengan dukungan pendanaan dari lembaga donor, sumbangan masyarakat dan usaha mandiri.

Visi:
Mewujudkan masyarakat sejahtera dan berkeadilan sosial dengan mensinergikan potensi masyarakat sipil, swasta dan pemerintah dalam pembangunan sosial.

Misi:
1. Memperkuat wacana dan melakukan advokasi di bidang pembangunan sosial dengan fokus utama pada kegiatan filantropi, penguatan institusi lokal, dan pelayanan sosial yang berkeadilan;
2. Mendorong dan memfasilitasi kelompok masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan, kemandirian, solidaritas dan keadilan sosial;
3. Mengembangkan diri sebagai organisasi masyarakat sipil penggerak pembangunan sosial dan memperkuat jaringan lembaga pemberdayaan masyarakat.

Tujuan:
1. Peningkatan akses kelompok rentan/marjinal terhadap kesejahteraan
2. Penguatan solidaritas sosial dan filantropi perusahaan
3. Penguatan kapasitas institusi lokal
4. Pengarus-utamaan keadilan sosial



Program:



  1. Peningkatan akses kelompok rentan/marjinal terhadap kesejahteraan
    Beasiswa pendidikan
    Layanan kesehatan gratis/murah
    Santunan anak yatim
    Santunan kaum difable
    Santunan keluarga miskin
    Pemberdayaan ekonomi kelompok rentan

  2. Penguatan solidaritas sosial dan filantropi perusahaan
    Penelitian, kajian dan publikasi di bidang filantropi, pemberdayaan, dan pelayanan sosial.
    Penggalangan dana masyarakat, swasta dan pemerintah untuk usaha kesejahteraan sosial. Penyusunan database bidang filantropi

  3. Penguatan kapasitas institusi lokal
    Pendidikan komunitas
    Pendampingan kelompok masyarakat
    Pemberdayaan ekonomi masyarakat

  4. Pengarus-utamaan keadilan sosial
    Penelitian, kajian dan publikasi tentang keadilan sosial.
    Advokasi bagi kelompok rentan/marjinal
    Peningkatan kapasitas SDM yang bervisi keadilan.