BANTUL, KOMPAS - Pemulihan sektor sosial pascabencana gempa ternyata masih kurang menyentuh anak yatim piatu. Hingga kini, banyak dari mereka yang kesulitan melanjutkan sekolah atau memenuhi kebutuhan hidup karena keterbatasan biaya.
Demikian seperti diungkapkan Pimpinan Lembaga Amil Zakat Portal Infaq Cabang Yogyakarta Junni AD Utomo, Minggu (3/6), di Bantul. Diduga, jumlah anak yatim, piatu, atau keduanya akibat gempa di Bantul mencapai ratusan orang.
"Menurut data yang berhasil kami catat, jumlahnya sudah sekitar 400 orang. Itu baru data dari beberapa kecamatan di Bantul, belum seluruhnya," ujar Junni usai membuka acara Puncak Refleksi Satu Tahun Gempa di Bantul.
Kebanyakan, anak-anak yang telah kehilangan orangtuanya akibat meninggal karena gempa itu tinggal bersama dengan sanak keluarga yang tersisa. Namun, menurut Junni, kondisi kehidupan mereka tidaklah cukup baik karena sering kali anak jadi telantar dan kurang mendapat perhatian.
Beberapa anak yatim piatu yang menghadiri acara refleksi tersebut mengakui adanya kesenjangan dalam hubungan mereka dengan keluarga asuh, meskipun itu saudara sendiri. Ini kemudian berimbas pada keterbatasan mereka untuk mendapat akses pendidikan dan kecukupan pemenuhan hidup.
Senang di panti asuhan
Oleh karenanya, banyak dari mereka yang menyatakan lebih senang berada di panti asuhan. Dengan berada di panti, mereka merasa diterima secara lebih utuh di antara sesama rekan yang senasib dan sepenanggungan.
Hal ini seperti dinyatakan Bupati Bantul Idham Samawi dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Administrasi Bedjo Utomo, memang menjadi masalah yang sulit dipecahkan. Di satu sisi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul melalui Bagian Sosial telah berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pendataan anak-anak yatim piatu ini. Namun, keterbatasan dana pemerintah menjadi kendala tersendiri bagi tindak lanjut data tersebut.
"Untuk itulah, diperlukan kepedulian dari semua pihak agar anak-anak yatim piatu ini bisa melanjutkan kehidupan mereka," kata Idham. Menurut Kepala Bagian Sosial Bantul Mahmudi, selain mengusahakan santunan dari para pendonor, Pemerintah Kabupaten Bantul juga sudah mengeluarkan kebijakan yang bisa meringankan beban anak yatim piatu, terutama dalam bidang pendidikan. Mulai tahun ajaran baru 2007/2008 nanti, seluruh siswa SD di Bantul dibebaskan dari biaya atau pungutan sekolah. (AB2)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0706/04/jogja/1038054.htm
Thursday, June 7, 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)